July 01, 2019

Salah Satu yang Paling Dicari: Eksotisme Pulau Ular Buton Selatan

Pulau Buton memang dikenal dengan wisata pulau dan pantainya. Begitu banyaknya spot wisata, menjadikan wilayah di provinsi Sulawesi Tenggara ini incaran turis dalam negeri maupun mancanegara. Salah satu yang paling diminati adalah Wakatobi.


Sayangnya kali ini saya tidak ingin mengulas tentang tempat-tempat wisata yang berada di kepulauan Wakatobi (Wanci, Kaledupa, Tomia, dan Binongko), walau memang Wakatobi adalah salah satu yang paling terkenal di Indonesia.

Saya ingin mengajak teman-teman sedikit berlayar ke bagian barat daya Pulau Buton. Sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni dan sudah lama menjadi tempat incaran wisatawan untuk plesiran. Namanya adalah Pulau Ular.



Pulau Ular bernama asli Pulau Liwutongkidi, atau setidaknya begitulah dinamakan oleh warga sekitar. Terletak di daerah Kabupaten Buton Selatan, sekitar 18 Km dari Kotamadya Baubau. Pulau yang memiliki luas sekitar tujuh hektar ini juga diapit oleh dua pulau yang lebih besar dan sama-sama berada di daerah Kabupaten Buton Selatan, yaitu Pulau Kadatua dan Pulau Siompu.

Untuk menuju ke Pulau Ular, teman-teman harus mulai dari Kota Baubau menuju ke pelabuhan Topa, Kelurahan Sulaa, Buton Selatan. Pelabuhan Topa adalah pelabuhan terdekat menuju Pulau Ular.

Dari pelabuhan Topa, teman-teman akan menggunakan jasa penyeberangan perahu kayu yang biasanya bermuatan 10-20 orang. Secara garis lurus, pelabuhan Topa ke Pulau Ular berjarak 10 Km atau dengan pelayaran sekitar 20 menit. Biaya sewa jasa pelayaran per orang sekitar Rp 20.000.

Bernama Pulau Ular bukan berarti pulau ini menjadi tempat tinggal hewan melata berjenis ular. Tempatnya tidak semenyeramkan namanya. Bahkan dengan ukurannya yang kecil menyimpan eksotisme yang membuat siapapun pernah ke sana pasti ingin kembali.

Pengalaman pertama saya ke sana adalah bersama rombongan dari Paketour. Simak pengalaman saya berwisata ke Pulau Ular bersama Paketour di video berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=Rc_Lidf26z8&t=14s

Saat mendekati pulau ini, teman-teman akan disuguhkan warna laut biru yang indah dan aneka ikan-ikan kecil yang berenang di bawah perahu. Pasir putih pantai tampak menakjubkan dipandang dari jauh, karena seakan memantulkan cahaya matahari.



Pohon-pohon kelapa yang tumbuh dekat bibir pantai seakan menjadi pagar bagi pulau. Di tengah pulau tumbuh subur padang rumput savana. Sangat nyaman bila berlarian di sekitar pulau, atau sambil mengabadikan momen dengan kamera.



Sebelum berenang, cobalah berlari di sepanjang bibir pantai. Teman-teman akan merasakan kesegaran air laut menjalari lewat telapak dan jemari kaki. Sensasi seperti ini juga pasti akan membuat teman-teman ingin berlama-lama di pulau ini.



Meski bukan di akhir pekan, pulau ini dipastikan tetap akan dikunjungi. Para nelayan sering menjadikan pulau ini sebagai tempat bersinggah untuk istrahat.



Teman-teman juga perlu merasakan keindahan pemandangan sunset dan sunrise dari pulau ini bila sempat menginap. Semuanya akan terasa sempurna saat teman-teman beristirahat di sana sambil merasakan semilir angin, dan suara nyanyian alam dari deburan ombak dan lambaian daun pohon kelapa.


  1. Jagalah kebersihan selama berada di tempat wisata, sampah yang dihasilkan harus dibawa pulang, karena tidak ada tempat penampungan sampah.
  2. Waktu yang tepat untuk berwisata ke sana adalah pagi hari, atau sore hari bila sekalian bermalam di sana.
  3. Agar tidak kepanasan, bawalah tenda. Tenda memudahkan teman-teman berganti pakaian setelah berenang di pantainya.
  4. Bawalah kamera anti air yang dapat digunakan saat berenang dan merekam keindahan dasar laut pantai.
  5. Bila membawa kamera DSLR, sertakan dengan tripod. Pemandangan landscape pulau akan lebih sempurna bila diambil dengan kamera DSLR.
  6. Pergilah ke sana bersama rombongan agar dapat lebih menikmati wisata dan memudahkan penyewaan jasa penyeberangan perahu kayu pergi pulang.
Wisatawan tidak memiliki pilihan tempat menginap, jadi sebaiknya membawa tenda bila ingin menginap di sana. Tetapi mulai akhir tahun 2019, Pulau Ular akan dibangunkan villa untuk memudahkan wisatawan yang ingin menginap di sana. Ini berdasarkan pengakuan Nasir, alias Om Jhon, orang yang mengaku sebagai pemilik Pulau Ular.